Kamis, 14 November 2013

Berat Badan Turun 10 Persen Bisa Mengurangi Nyeri Lutut

Turunnya Berat Badan Akan Mengurangi Beban Sendi

berat badan dan nyeri sendiOrang gemuk dan obesitas yang berumur di atas 55 tahun serta berpartisipasi dalam program diet dan olahraga cenderung mengalami pengurangan rasa nyeri pada lutut, dan bahkan fungsi lutut mereka menjadi lebih baik setelah berat badan mereka turun sebesar 10 persen. Penelitian ini diterbitkan di Jurnal American Medical Association. Penelitian selama 18 bulan ini menindaklanjuti temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang tua yang mengalami penurunan berat badan sebesar 5 persen diketahui juga mengalami penurunan nyeri lutut dan meningkatkan kinerja lutut mereka.
“Kami pikir penurunan berat badan sebesar 5 persen saja sudah berdampak baik terhadap fungsi lutut, lalu bagaimana jika lebih dari itu?”, ujar Stephen Messier, seorang pemimpin penulis penelitian dan professor sekaligus direktur dari laboratorium J.B. Snow Biomechanis di Universitas Wake Forest.

Penelitian ini melibatkan 454 orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas yang menderita nyeri lutut akibat osteoarthritis. Mereka secara acak dibagi menjadi tiga kelompok, yakni kelompok yang melakukan diet saja, latihan saja, dan kombinasi dari diet dan olahraga. Para peserta diberlakukan untuk mengikuti program olahraga tiga kali seminggu termasuk sesi jalan kaki 2 x 15 menit yang dipisahkan dengan sesi latihan beban atau kekuatan selama 20 menit.
“Semuanya membutuhkan waktu total selama 1 jam, termasuk pemanasan dan pendinginan,” kata Messier. “Itu bukan sesuatu yang luar biasa dan hampir setiap orang bisa melakukannya. Kami pikir, kami mendapatkan hasil ini dengan cara yang sangat praktis.”
Pembatasan asupan kalori yang diberlakukan para peserta terbukti efektif. Para peneliti membatasi asupan kalori setiap peserta sekitar 1100 hingga 1200 kalori per hari. Sekitar 88 persen dari peserta berhasil mengikuti program penelitian sampai tuntas selama 18 bulan dan para peneliti menemukan hasil sebagai berikut :
Peserta yang melakukan program gabungan antara diet dan olahraga mengalami penurunan berat badan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hanya diet atau olahraga saja.
Kelompok yang melakukan diet dan olahraga merasakan pengurangan nyeri lutut, fungsi lutut yang baik, kecepatan berjalan lebih cepat, dan kualitas hidup yang lebih baik (berkaitan dengan kesehatan fisik) dibandingkan dengan kelompok yang menerapkan olahraga saja.
Kelompok yang melakukan diet dan olahraga mengalami penurunan peradangan dibandingkan dengan kelompok yang menerapkan olahraga saja.
Kelompok yang melakukan diet saja mengalami penurunan beban sendi pada lutut dibandingkan dengan kelompok yang melakukan olahraga saja.
Para peneliti juga mencatat bahwa ada hasil signifikan dari turunnya berat badan, yakni semakin banyak berat badan yang turun, maka itu juga akan berpengaruh pada kesehatan mereka secara keseluruhan.
“Secara meyakinkan, kelompok yang mengalami penurunan berat badan sebesar 10 persen dari jumlah berat badan setiap individu, mengalami penurunan rasa nyeri yang signifikan, fungsi lutut yang lebih baik, serta penurunan beban sendi dan peradangan,” ujar Messier.
Hasil temuan penelitian ini harusnya mendorong orang gemuk yang menderita nyeri lutut untuk bisa menurunkan berat badannya. Selain itu, penderita arthritis sebaiknya juga memeriksakan kondisinya ke dokter terlebih dahulu sebelum melakukan program diet dan olahraga.

weig� S o m �> � style='font-size:16.0pt;line-height:150%;font-family:"Kristen ITC";color:#548DD4; mso-themecolor:text2;mso-themetint:153'>Cabai dan lada
Makanan-makanan yang dicampur dengan bahan-bahan seperti cabai, lada, dan bawang bombai sebaiknya juga dihindari penderita hepatitis. Hal ini karena ketiga bahan makanan tersebut memiliki sifat yang terlalu ‘panas’ bagi hati.

·    Makanan atau minuman berkafein
Makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, atau cokelat juga berpotensi memperparah kondisi hepatitis B. Khusus untuk teh, teh juga dapat mengganggu metabolisme tubuh. Jadi, para penderita hepatitis B sebaiknya menahan diri untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman tersebut.
·                Makanan yang mengandung karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan memiliki kandungan glukosa tinggi yang dapat memperburuk kesehatan hati. Adapun makanan berkarbohidrat olahan meliputi permen, es krim, dan roti.
·       Alkohol
Pada orang yang sehat sekalipun, minuman beralkohol dapat memperburuk kondisi kesehatan tubuh, apalagi pada orang yang sedang menderita penyakit tertentu termasuk hepatitis B.

·    Kacang
Walaupun kacang-kacangan termasuk makanan yang sehat dan mengandung tinggi protein, para penderita hepatitis B sebaiknya menghindari makanan ini. Hal ini karena kacang dapat membuat pembuluh darah menjadi panas.
·       Keju
Keju mungkin termasuk makanan yang sehat dan kaya nutrisi. Namun demikian, kandungan lemak di dalamnya cukup tinggi sehingga para penderita penyakit hepatitis B disarankan untuk tidak mengonsumsinya.
·                Daging olahan
Daging olahan baik itu daging merah ataupun putih, dinilai tidak sehat bagi tubuh terutama bagi orang yang menderita hepatitis B. Oleh sebab itu, hindari mengonsumsi daging olahan dan cari alternatif penggantinya yang lebih sehat.


·                Makanan yang kaya akan zat besi
Bayam dan makanan yang kaya akan zat besi lainnya sebaiknya juga dihindari. Hal ini karena zat besi sifatnya dapat mengeluarkan sodium yang dapat mengganggu kerja hormon dalam tubuh.

v Itulah beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari penderita hepatitis B. Semoga bermanfaat.

Vitamin D Bantu Atasi Infeksi Telinga Pada Anak

infeksi telinga vitamin d     Infeksi telinga bisa saja menyakitkan dan membuat frustrasi. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa meningkatkan kadar vitamin D dapat mengurangi kejadian infeksi telinga kambuhan pada anak-anak, terutama pada mereka dengan tingkat vitamin D yang sangat rendah. Menurut University of Maryland, 75 persen dari semua anak mengalami infeksi telinga dan pada usia satu tahun, 60 persen anak-anak akan mengalami setidaknya satu infeksi telinga.
Menurunkan kejadian infeksi telinga dengan menambah kadar serum vitamin D Peneliti dari University of Milan, Italia mengamati 116 anak-anak yang mengalami radang telinga tengah(otitis media) kambuhan. Otitis media kambuhan didefinisikan sebagai “tiga kejadian atau lebih dalam 6 bulan sebelum penelitian, atau empat kejadian atau lebih dalam 12 bulan sebelum penelitian,” lapor Medpage Today.

Rata-rata usia peserta adalah sekitar 34 bulan , sebagian besar berkulit putih dan lebih dari 80 persen dari masing-masing kelompok telah menerima Pneumococcal conjugate vaccine (PCV), yakni sebuah vaksin yang digunakan untuk melindungi bayi dan balita dari ancaman penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Lebih dari 72 persen dari kelompok uji dan 84 persen dari kelompok plasebo telah disusui selama tiga bulan atau lebih. Anak-anak tersebut diberikan vitamin D dosis 1000IU dan plasebo untuk diminum selama 4 bulan. Seluruh kelompok kemudian dipantau selama 6 bulan untuk mengetahui kejadi otitis media akut.
Hasilnya diketahui bahwa jumlah anak-anak yang memiliki satu kejadian atau lebih otitis media akut, secara signifikan jumlahnya lebih rendah pada kelompok yang diberikan vitamin D dibandingkan dengan kelompok plasebo (26 vs 38). Kejadian otitis media akut yang rumit secara signifikan juga menurun.

Dr. Susanna Esposito, salah satu peneliti, mencata bahwa sebanyak 80 persen anak-anak dalam penelitian tersebut memiliki dasar serum kadar vitamin D kurang dari 0 ng/mL. Semua kecuali dua dari anak-anak dalam kelompok vitamin D diketahui mengalami peningkatan hingga lebih dari 30 ng/mL. Esposito menyarankan kepada dokter-dokter apabila ada pasien (anak) yang mengalami otitis media kambuhan, sebaiknya periksa kadar serum vitamin D-nya. Jika kadarnya rendah, bisa dipertimbangkan untuk ditambahkan.
Jika anda orangtua yang memiliki anak dengan infeksi telinga kambuhan, anda dapat meminta dokter untuk memeriksakan kadar vitamin D anak anda dan mengkonsultasikannya apakah perlu ditambahkan atau tidak.
e='mso-b � : g �> � span style='font:7.0pt "Times New Roman"'>       Gorengan
Makanan yang digoreng cenderung mengandung banyak minyak, dimana hal ini berpotensi membahayakan hati. Oleh sebab itu, para penderita hepatitis B sebaiknya menghindari gorengan agar tidak memperparah kondisi penyakitnya.
·       Cabai dan lada
Makanan-makanan yang dicampur dengan bahan-bahan seperti cabai, lada, dan bawang bombai sebaiknya juga dihindari penderita hepatitis. Hal ini karena ketiga bahan makanan tersebut memiliki sifat yang terlalu ‘panas’ bagi hati.

·    Makanan atau minuman berkafein
Makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, atau cokelat juga berpotensi memperparah kondisi hepatitis B. Khusus untuk teh, teh juga dapat mengganggu metabolisme tubuh. Jadi, para penderita hepatitis B sebaiknya menahan diri untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman tersebut.
·                Makanan yang mengandung karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan memiliki kandungan glukosa tinggi yang dapat memperburuk kesehatan hati. Adapun makanan berkarbohidrat olahan meliputi permen, es krim, dan roti.
·       Alkohol
Pada orang yang sehat sekalipun, minuman beralkohol dapat memperburuk kondisi kesehatan tubuh, apalagi pada orang yang sedang menderita penyakit tertentu termasuk hepatitis B.

·    Kacang
Walaupun kacang-kacangan termasuk makanan yang sehat dan mengandung tinggi protein, para penderita hepatitis B sebaiknya menghindari makanan ini. Hal ini karena kacang dapat membuat pembuluh darah menjadi panas.
·       Keju
Keju mungkin termasuk makanan yang sehat dan kaya nutrisi. Namun demikian, kandungan lemak di dalamnya cukup tinggi sehingga para penderita penyakit hepatitis B disarankan untuk tidak mengonsumsinya.
·                Daging olahan
Daging olahan baik itu daging merah ataupun putih, dinilai tidak sehat bagi tubuh terutama bagi orang yang menderita hepatitis B. Oleh sebab itu, hindari mengonsumsi daging olahan dan cari alternatif penggantinya yang lebih sehat.


·                Makanan yang kaya akan zat besi
Bayam dan makanan yang kaya akan zat besi lainnya sebaiknya juga dihindari. Hal ini karena zat besi sifatnya dapat mengeluarkan sodium yang dapat mengganggu kerja hormon dalam tubuh.

v Itulah beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari penderita hepatitis B. Semoga bermanfaat.

Makanan & Minuman Yang Sebaiknya Dihindari Penderita Hepatitis B

   Hepatitis B merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh virus HBV (Hepatitis B Virus). Penyakit hepatitis jenis ini juga dapat memicu terjadinya kanker. Agar tingkat penyakit hepatitis B tidak semakin bertambah parah, ada beberapa makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari si penderita. Beberapa makanan atau minuman tersebut adalah :
·       Gorengan
Makanan yang digoreng cenderung mengandung banyak minyak, dimana hal ini berpotensi membahayakan hati. Oleh sebab itu, para penderita hepatitis B sebaiknya menghindari gorengan agar tidak memperparah kondisi penyakitnya.
·       Cabai dan lada
Makanan-makanan yang dicampur dengan bahan-bahan seperti cabai, lada, dan bawang bombai sebaiknya juga dihindari penderita hepatitis. Hal ini karena ketiga bahan makanan tersebut memiliki sifat yang terlalu ‘panas’ bagi hati.

·    Makanan atau minuman berkafein
Makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, atau cokelat juga berpotensi memperparah kondisi hepatitis B. Khusus untuk teh, teh juga dapat mengganggu metabolisme tubuh. Jadi, para penderita hepatitis B sebaiknya menahan diri untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman tersebut.
·                Makanan yang mengandung karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan memiliki kandungan glukosa tinggi yang dapat memperburuk kesehatan hati. Adapun makanan berkarbohidrat olahan meliputi permen, es krim, dan roti.
·       Alkohol
Pada orang yang sehat sekalipun, minuman beralkohol dapat memperburuk kondisi kesehatan tubuh, apalagi pada orang yang sedang menderita penyakit tertentu termasuk hepatitis B.

·    Kacang
Walaupun kacang-kacangan termasuk makanan yang sehat dan mengandung tinggi protein, para penderita hepatitis B sebaiknya menghindari makanan ini. Hal ini karena kacang dapat membuat pembuluh darah menjadi panas.
·       Keju
Keju mungkin termasuk makanan yang sehat dan kaya nutrisi. Namun demikian, kandungan lemak di dalamnya cukup tinggi sehingga para penderita penyakit hepatitis B disarankan untuk tidak mengonsumsinya.
·                Daging olahan
Daging olahan baik itu daging merah ataupun putih, dinilai tidak sehat bagi tubuh terutama bagi orang yang menderita hepatitis B. Oleh sebab itu, hindari mengonsumsi daging olahan dan cari alternatif penggantinya yang lebih sehat.


·                Makanan yang kaya akan zat besi
Bayam dan makanan yang kaya akan zat besi lainnya sebaiknya juga dihindari. Hal ini karena zat besi sifatnya dapat mengeluarkan sodium yang dapat mengganggu kerja hormon dalam tubuh.


v Itulah beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari penderita hepatitis B. Semoga bermanfaat.

Ini foto" aku lhoo... ;)









Ini diaaa kampus aku STIKes Medistra Indonesia





Ø Disini ada visi dari STIKes Medistra Indonesia adalah Menjadi pusat unggulan pendidikan sumber daya manusia kesehatan sebagai  tenaga ahli yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional dalam ilmu kesehatan yang handal, tangguh, beriman, berkualitas, dan berwawasan global serta memiliki daya juang dan daya saing dengan pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terintegrasi, dengan tetap mengutamakan kepentingan masyarakat umum.


ØNah yang ini Misi dari STIKes Medistra Indonesia :
a. Turut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, menerapkan, mengembangkan serta menciptakan ilmu kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia serta segenap umat manusia.
b. Menghasilkan tenaga profesional dan/atau sarjana yang memiliki kemampuan berperan sebagai tenaga kesehatan Indonesia yang handal, tangguh, beriman serta berwawasan internasional sehingga mampu bersaing dengan tenaga kesehatan bangsa-bangsa lain di dunia.
c. Mengembangkan secara terpadu dan terintegrasi potensi masyarakat untuk turut berperan dalam konteks nasional maupun internasional.




My Identity :)


halooo selamat datang di blogku .. :)
kenalan dulu yaahh ...

Nama : Chacaa Delfira

Alamat : Jl. Dukuh Zamrud Blok P 18 No. 42, Bekasi Timur

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta Timur, 04 Desember 1992

Zodiac : Sagitarius

Hobby : berenang, menyanyi, out going deh pokoknya :D

aku sekarang kuliah di STIKes Medistra Indonesia.. jurusan Kebidanan ..

Salam kenal yaa semua ... :)