Menurunkan kejadian infeksi telinga dengan menambah kadar serum vitamin D Peneliti
dari University of Milan, Italia mengamati 116 anak-anak yang mengalami radang
telinga tengah(otitis media) kambuhan. Otitis media kambuhan didefinisikan
sebagai “tiga kejadian atau lebih dalam 6 bulan sebelum penelitian, atau empat
kejadian atau lebih dalam 12 bulan sebelum penelitian,” lapor Medpage Today.
Rata-rata usia peserta adalah sekitar 34 bulan , sebagian besar berkulit
putih dan lebih dari 80 persen dari masing-masing kelompok telah menerima
Pneumococcal conjugate vaccine (PCV), yakni sebuah vaksin yang digunakan untuk
melindungi bayi dan balita dari ancaman penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus pneumoniae. Lebih dari 72 persen dari kelompok uji dan 84 persen
dari kelompok plasebo telah disusui selama tiga bulan atau lebih. Anak-anak
tersebut diberikan vitamin D dosis 1000IU dan plasebo untuk diminum selama 4
bulan. Seluruh kelompok kemudian dipantau selama 6 bulan untuk mengetahui
kejadi otitis media akut.
Hasilnya diketahui bahwa jumlah anak-anak yang memiliki satu kejadian atau
lebih otitis media akut, secara signifikan jumlahnya lebih rendah pada kelompok
yang diberikan vitamin D dibandingkan dengan kelompok plasebo (26 vs 38).
Kejadian otitis media akut yang rumit secara signifikan juga menurun.
Dr. Susanna Esposito, salah satu peneliti, mencata bahwa sebanyak 80
persen anak-anak dalam penelitian tersebut memiliki dasar serum kadar vitamin D
kurang dari 0 ng/mL. Semua kecuali dua dari anak-anak dalam kelompok vitamin D
diketahui mengalami peningkatan hingga lebih dari 30 ng/mL. Esposito
menyarankan kepada dokter-dokter apabila ada pasien (anak) yang mengalami
otitis media kambuhan, sebaiknya periksa kadar serum vitamin D-nya. Jika
kadarnya rendah, bisa dipertimbangkan untuk ditambahkan.
Jika anda orangtua yang memiliki anak dengan infeksi telinga kambuhan,
anda dapat meminta dokter untuk memeriksakan kadar vitamin D anak anda dan
mengkonsultasikannya apakah perlu ditambahkan atau tidak.
e='mso-b � : g �> � span style='font:7.0pt "Times New Roman"'>
Gorengan
Makanan yang digoreng cenderung mengandung banyak minyak, dimana hal ini
berpotensi membahayakan hati. Oleh sebab itu, para penderita hepatitis B
sebaiknya menghindari gorengan agar tidak memperparah kondisi penyakitnya.
·
Cabai dan lada
Makanan-makanan yang dicampur dengan bahan-bahan seperti cabai, lada, dan
bawang bombai sebaiknya juga dihindari penderita hepatitis. Hal ini karena
ketiga bahan makanan tersebut memiliki sifat yang terlalu ‘panas’ bagi hati.
·
Makanan atau minuman berkafein
Makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi,
teh, atau cokelat juga berpotensi memperparah kondisi hepatitis B. Khusus untuk
teh, teh juga dapat mengganggu metabolisme tubuh. Jadi, para penderita
hepatitis B sebaiknya menahan diri untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman
tersebut.
·
Makanan yang mengandung karbohidrat
olahan
Karbohidrat olahan memiliki kandungan glukosa tinggi yang
dapat memperburuk kesehatan hati. Adapun makanan berkarbohidrat olahan meliputi
permen, es krim, dan roti.
·
Alkohol
Pada orang yang sehat sekalipun, minuman beralkohol dapat
memperburuk kondisi kesehatan tubuh, apalagi pada orang yang sedang menderita
penyakit tertentu termasuk hepatitis B.
·
Kacang
Walaupun kacang-kacangan termasuk makanan yang sehat dan
mengandung tinggi protein, para penderita hepatitis B sebaiknya menghindari
makanan ini. Hal ini karena kacang dapat membuat pembuluh darah menjadi panas.
·
Keju
Keju mungkin termasuk makanan yang sehat dan kaya nutrisi. Namun demikian,
kandungan lemak di dalamnya cukup tinggi sehingga para penderita penyakit
hepatitis B disarankan untuk tidak mengonsumsinya.
·
Daging olahan
Daging olahan baik itu daging merah ataupun putih, dinilai tidak sehat
bagi tubuh terutama bagi orang yang menderita hepatitis B. Oleh sebab itu,
hindari mengonsumsi daging olahan dan cari alternatif penggantinya yang lebih
sehat.
·
Makanan yang kaya akan zat besi
Bayam dan makanan yang kaya akan zat besi lainnya sebaiknya
juga dihindari. Hal ini karena zat besi sifatnya dapat mengeluarkan sodium yang
dapat mengganggu kerja hormon dalam tubuh.
v
Itulah beberapa makanan dan minuman
yang sebaiknya dihindari penderita hepatitis B. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar